Kamis, 25 Oktober 2007

Anak autis hilang? oh NO..............

Tips yang dapat dilakukan untuk mencegah anak autis hilang...

1. Kenali anak kita.
Perhatikan kebiasaannya, kesenangannya, hal-hal yang dapat mengarah
pada "bahaya", jadikan itu sebagai "target belajar".
Kalau sudah bisa diajari untuk menghafal data diri, segera lakukan,
latih (kalau perlu dengan "bermain peran") berkali-kali sampai hafal
mati- untuk mengungkapkan data diri kepada orang lain (termasuk orang
yang tidak dia kenal sekalipun).
Kalau belum bisa diajari, AWASI dengan ketat, atau, pakaikan sesuatu
yang merupakan jati diri dia sehingga orang yang menemukan dia dapat
menghubungi kita.

2. Ajari anak kita.
Data diri, WAJIB.
Nama panggilan, nama ibu, nama bapak, nomer telpon dan alamat.
Kalau bisa bicara, ajari jawab pertanyaan standard "nama"..."nomer telpon".
Kalau tidak bisa bicara, belum bisa lancar, atau mentok kalo stres,
ajari menulis namanya, atau nomer telpon atau nama sekolah.
Kalau belum bisa bicara dan belum bisa menulis, sekali lagi, AWASI
dengan ketat atau, pakaikan sesuatu yang merupakan jati diri dia.

Beberapa POLA yang biasa terjadi pada anak autis:
- anak autis memiliki daya ingat yang (biasanya) baik, jadi apa yang
mereka lakukan sekarang seringkali berkaitan dengan sesuatu di masa
lalunya.
Kasus A = balik ke tempat majalah yang dia kepingin tapi gak
dibeliin ibunya. Kasus B = balik ke tempat terakhir dia field trip
sama sekolahan..mungkin belum puas.
Kalau memang memungkinkan, telusuri tempat2 dimana memang kemungkinan
anak itu berada.

- karena mereka cenderung kembali ke tempat semula --- sebaiknya KITA
berusaha untuk berada di sekitar tempat terakhir kita pisah sama anak.

SEGERA diskusikan dengan tim masing-masing (orangtua, pengasuh, guru,
terapis) mengenai beberapa hal utama:
1. Kemampuan anak sampai dimana
2. Sifat unik anak, apa (mau pakai kalung? gelang? alat canggih? bisa
bicara? bisa tulis? tidak bisa apa-apa tapi bisa dilatih? gak mau pake
apa2?)
3. AJARI sesuatu yang merupakan kemampuan anak untuk PROBLEM SOLVING
kalau terjadi ssuatu yang tidak kita inginkan. Kalau bisa disuruh cari
satpam, do it. Kalau bisa disuruh "stay where you are", do it. Kalau
bisa disuruh "telpon papa", do it.
Kalau belum bisa semua di atas, LATIH untuk pakai identitas diri,
TIDAK BOLEH DIBUANG
4. Rekayasakan situasi, ulang lagi, coba role play, libatkan
"strangers" untuk role play ini...supaya anak benar2 paham apa yang
harus ia lakukan dalam situasi yang "tidak terduga" tersebut.

P.S : Dikutip dari Dyah Puspita

Tidak ada komentar: