Rabu, 27 Februari 2008

Menstruasi pada remaja puteri autis

Banyak orang tua yang memiliki anak perempuan penyandang autis merasa takut akan datangnya “periode’ menstruasi pada anak, karena tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai keterampilan yang harus diajarkan. Keadaan yang memalukan mungkin terjadi karena periode ini dan orang tua harus menghadapi realita ketika anak akan menjadi matang secara seksual. Ketakutan akan mekanisme menghadapi masalah ini membuat banyak ibu datang ke sekolah tiap bulan untuk membantu putri mereka mengganti pembalut (alih-alih memaksa guru “untuk mengatasi masalah ini”). Kadang-kadang orang tua memulangkan puteri mereka dan menahannya di rumah selama seminggu. Orang tua juga khawatir bila hal ini menjadi “hal lain lagi” yang akan menempatkan puteri mereka pada posisi sensitif bila orang tua tidak berada di samping nya untuk membantu. Orang tua yang memiliki puteri penyandang autisme parah kadang-kadang mencari intervensi medis, termasuk pengobatan yang dapat mencegah terjadinya menstruasi. Pada kasus parah, intervensi bedah seperti hysterectomies dilakukan sebagai pengobatan di masa lalu. Orang tua yang memiliki puteri penyandang autisme ringan atau sindrom asperger menyadari bila anak mereka dapat menyebabkan perilaku yang amat memalukan dengan orang-orang di sekitar bila mereka bicara dengan keras tentang “periodenya” misalnya “waktunya untuk ganti pembalut” atau menceritakan kepada orang-orang di sekitarnya bila ia sedang mens. Biasanya ucapan-ucapan seperti ini tidak serta merta hilang saat mereka di SMU, dan orang tua serta guru amat khawatir akan dampak sosial pada remaja ketika masalah pribadi ini dibahas secara umum

Menstruasi adalah hal serius yang dikhawatirkan oleh orang tua. Namun orang tua dan guru didorong untuk santai, menarik nafas panjang dan mendiskusikan apa yang dapat dilakukan mengenai hal ini.

Pertama-tama, menstruasi adalah hal alami dari tubuh seorang wanita dan harus dipandang sebagai 'rite of passage/ritual alami', sama seperti kesehatan gigi, kebutuhan untuk membeli bra, dan kebutuhan untuk mulai memakai deodoran. Hal ini tidak lebih dari sekedar “rutinitas” yang perlu diajarkan kepada seseorang dan harus dipandang sebagai sesuatu tak yang perlu ditakutkan. Komponen yang paling penting dalam keseluruhan masalah harus ada sebelum periode menstrusasi itu sendiri. Perencanaan bagaimana anda akan mengajarkan keterampilan harus dilakukan dengan baik sebelum periode menstruasi puteri anda datang. Salah satu cara yang paling mudah dalam membantu anak untuk mempersiapkan periode menstruasi adalah menyuruhnya untuk mengenakan panty-liner sebelum mendapatkan menstruasi.

Dengan desentisisasi menyuruh anak mengenakan panty-liner, anak akan siap untuk mengenakan pembalut ketika saatnya tiba. Eksperimen dengan beberapa gaya, jenis dan merek sehingga anak akan dapat menerima beberapa jenis bentuk panty-liner atau pembalut yang dapat dikenakan. Ketika pertama kali mengenakan panty-liner, anak haurs diajarkan untuk mengikuti beberapa langkah berikut ini:

-Tempat penyimpanan panty-liners (laci, dompet dan lain-lain.)

-SELALU masuk ke kamar mandi, menutup (dan mengunci) pintu

-bagaimana merobek strip

-bagaimana merekatkan panty liner atau pembalut pada celana

-kapan dan bagaimana membuangnya

-bagaimana melipatnya jadi dua atau jadi tiga

-bagaimana membungkusnya dengan tisu atau kertas

-dimana membuang panty liner atau pembalut bekas setelah dibungkus

-bagaimana menyimpan panty liner atau pembalut baru

Sebagian besar penyandang autisme adalah visual learner. Bila kasus ini seperti kasus anda, buatlah daftar visual langkah-langkah yang dibutuhkan dan tempelkan di dinding kamar mandi. Banyak remaja autis parah yang non verbal telah diajarkan untuk benar-benar mandiri saat menstruasi melalui penggunaan isyarat gambar.
Gunakanlah reinforcement atau reward ketika mengajarkan langkah-langkah penting ini pada puteri anda. Seperti pada rutinitas lain, manajemen menstruasi mandiri membutuhkan program positif dan penguatan yang mantap untuk pelaksanaan yang benar.
Pemberi motivasi dapat disertakan pada rutinitas ini sama seperti rutinitas perilaku yang diajarkan di rumah dan di sekolah. Tidak ada bedanya! Rutinitas ini dapat dibuatkan jadwal gambarnya pada saat yang sama setiap hari untuk mengembangkan satu tingkatan lingkungan pengajaran yang nyaman.

Menstruasion harus dipandang secara objektif oleh semua pihak yang terlibat. Rasa emosional harus dihindari karena penyandang autis dapat menangkap aura tegang yang dipancarkan, anak mulai mencerminkan aura tegang itu pada dirinya sendiri, dan memandang seluruh gambar secara negatif.
Tetap tenang, berikan perintah dengan jelas dan puji anak karena telah mengalami menstruasi proses menuju dewasa. Ajarkan remaja puteri apa yang harus ia lakukan tiap bulan yang akan membutuhkan waktu panjang. Semua langkah ini harus dipecah dan bantuan diberikan pada tiap langkah, isyarat verbal dan fisik juga diperlukan untuk membantunya agar dapat memahami lebih baik. Meskipun hal ini akan menjadi suatu proses yang panjang pada beberapa remaja puteri, namun sebagian dapat dengan cepat memahaminya. Kesabaran dan penuh pengertian terhadap profil autisme individual dan fungsi kognitif akan menentukan tingkat instruksi yang dibutuhkan pada aspek penting ini untuk tumbuh dewasa