Selasa, 15 Januari 2008

Tantrum

Tantrum atau marah hebat adalah perilaku negatif yang sering
ditunjukkan oleh anak penyandang autistik.
Anak tantrum, adalah bila ekspresi kesal, marah, dan tidak suka
sudah tidak dapat dikendalikan melalui pemberitahuan.

Anak tantrum, biasanya karena ia tidak dimengerti, tidak merasa
nyaman, tidak tahu harus berbuat apa, bingung, tidak suka dengan
situasi dan sebagainya.

Tugas kita, membuat anak paham, bahwa ia tidak akan dapat apa
yang diinginkan nya. Apapun alasannya.

Nah, dengan bapak/ibu memeluk serta menciumnya pada saat
anak tantrum,pesan yang ia terima adalah ==== "Berbuatlah negatif,
maka kau akan
dapat sesuatu yang menyenangkan".
Hasilnya apa?
Perilaku negatif tadi (tantrum) akan ia ulangi lagi lain kali.
Terjadilah lingkaran setan....

Apa yang harus dilakukan...
1. Cari tahu penyebab tantrum.
Kalau tidak nyaman karena lapar,
haus, sakit, tentu beda penanganannya kalau penyebabnya
adalah "tidak mau mengerjakan tugas".

2. Ajari cara berkomunikasi.
Misal belum verbal, sangat membantu kalau
bisa menggunakan sistem komunikasi tukar gambar (PECS) atau
Visual Supports sehingga anak diajari untuk mengungkapkan
kebutuhan tanpa harus melalui perasaan frustrasi
karena tidak dimengerti.

3. Terapkan disiplin.
Aturan adalah aturan, tidak boleh dilanggar. Ikuti,
atau akan ada konsekuensi.

4. Tantrum?
No attention whatsoever. Tidak dicium, dipeluk, dirayu, dimarahi,
apalagi dipukul.
Kalau anak sedang tantrum, kita yang harus jadi orang autis = cuek !
Begitu anak sedang tidak berperilaku negatif, justru disitu
kita ajak anak berinteraksi secara positif, diajak main,
dicium/dipeluk, diajak bicara.
Jangan hanya memperhatikan pada saat anak berperilaku negatif.
Nanti dia pikir,
"Harus ngamuk dulu baru bapak-ibu memperhatikan saya".

P.S : Resource Dyah Puspita

Tidak ada komentar: