Rabu, 02 Januari 2008

Model Rule Out untuk identifikasi dan Treatment bagi anak-anak dengan gangguan perkembangan

Apakah gangguan perkembangan itu?

Gangguan perkembangan adalah gangguan yang meliputi gangguan neurologis, emosional, atau fisik karena masalah perilaku, dimana gangguan ini menghambat anak untuk berinteraksi secara normal dengan teman sebaya atau menghambat anak belajar keterampilan atau pengetahuan yang dipelajari oleh teman sebaya. Hambatan tersebut meliputi:

1. Kurangnya koordinasi motorik kasar dan motorik halus serta lemahnya perencanaan gerak.
2. Kurangnya keterampilan bicara, bahasa dan komunikasi yang sesuai dengan umurnya.
3. Kurangnya interaksi sosial yang sesuai dengan umurnya.
4. Lemahnya rasa percaya diri

Kondisi ini meliputi:

  1. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)), Gangguan pemusatan perhatian ( Attention Deficit Disorder (ADD))
  2. Spektrum Autisme (Autistic Spectrum (ASD)), Autisme/ Autism, Sindrom Asperger/Asperger’s Disorder
  3. Gangguan Pemrosesan Auditori Pusat/Central Auditory Processing Disorder (CAPD)
  4. Cerebral Palsy
  5. Downs Syndrome
  6. Disleksia dan Gangguan belajar spesifik/Dyslexia & Specific Learning Disabilities (SLD)
  7. Epilepsi dan KejangEpileptic or Seizure Disorders
  8. Sindrom Genetik/Genetic Syndromes
  9. Gangguan Belajar Non verbal/Non-Verbal Learning Disorder
  10. Gangguan Perkembangan Pervasive/Pervasive Developmental Disorder (PDD), Gangguan banyak sistem/Multi-Systems Disorder (MSD)
  11. Gangguan Perencanaan Gerak/Motor Planning Disorder
  12. Gangguan Sensori Integrasi/Sensory Integration Disorder (SID)
  13. Gangguan Pemrosesan Sensori/Sensory Processing Deficits
  14. Spina Bifida

Semua gangguan ini memiliki keterbatasan atau kekurangan pada banyak area yang sama dari fungsi perkembangan seperti:

  • Bicara dan Bahasa/Speech and/ or language
  • Perencanaan Gerak/Motor planning (mengurutkan tindakan atau perilaku/sequencing of actions or behaviors)
  • Interaksi Sosial dan yang berkaitan dengan sosialisasiSocial interactions and social relatedness
  • Kognisi dan fungsi perseptual (visual, auditori dan kinestetik) /Cognition & perceptual functioning (visual, auditory and kinesthetic).

Penting untuk mengadopsi “deskripsi fungsional” yang lebih luas dengan intervensi eklektik dan pilihan treatment yang lebih banyak untuk mengakomodasi kebutuhan tiap individu anak, daripada anak yang mengakomodasi pendekatan treatment seragam yang ditawarkan. Tiap anak, apapun label atau diagnosa yang diberikan, menunjukkan pola unik dari hambatan fungsional dan harus diberikan pendekatan yang individual bukan berdasarkan pada “diagnosa anak”.

Cara untuk menghindari kesalahan label prematur
Label atau kategori diagnosa dibutuhkan karena:

Pihak ketiga membutuhkan "label" untuk mendapatkan dana penggantian
Para orang tua sering menuntut dan mencari rasa aman pada suatu label/diganosa. Mereka bersikeras untuk mengetahui apa yang salah dan apa prognosanya.

Pendekatan The "RULE OUT" merekomendasikan langkah model bijaksana dari assesesment dan intervensi bagi penyandang gangguan perkembangan. Langkah pertama: mengesampingkan semua masalah psikologis yang dapat menjadi alasan nyata atas perilaku yang diamati. Langkah kedua: mengesampingkan semua masalah sensori, perencanaan gerak dan kognitif yang dapat menjadi alasan nyata atas perilaku yang diamati. Langkah ketiga : mengesampingkan potensi sosial lainnya, emosi, kognitif, sensori, motorik, masalah keluarga yang dapat menjadi alasan nyata atas prilaku yang diamati. Langkah keempat: mengatur sisa perilaku yang tidak menghambat untuk menjelaskan alasan-alasan atas perilaku yang diamati.

Dengan menggunakan Model langkah Rule Out, kita dapat dengan jelas mengidentifikasi perilaku tersebut, dimana perilaku dapat dimodifikasi dan cara-cara potensial untuk memodifikasinya. Hal ini akan menghindari pemberian label prematur yang keliru. Setelah semua faktor diabaikan dan faktor relevan saja yang dibenahi, sehingga diagnosa akurat dan program intervensi dapat diberikan.

Siapa saja "Rule Out Model" Tim Assessment

Tim evaluasi umum oleh dokter perkembangan anak dan diagnosa klinis perkembangan atau skrining perkembangan oleh tim treatment yang terdiri dari psikolog perkembangan anak, terapis wicara patologis, terapis okupasi, spesialis pendidikan khsusus, pekerja sosial, spesialis perkembangan anak dan dokter perkembangan anak atau dokter syaraf anak.

"Rule Out" Aturan dalam proses Assessment

Ketika anak diassess karena gangguan perkembangan, segera mendesak tim perkembangan untuk:

1. "Rule Out/mengabaikan" semua disfungsi psikologis atau disfungsi tubuh
2. "Rule out/mengabaikan" semua disfungsi sensori, motorik, perencanaan gerak dan kognitif
3. "Rule out/mengabaikan" semua masalah sosial, emosional, kognitif, sensori, motorik dan keluarga
4. "Rule in/membenahi" semua tingkat fungsi anak sebelum mengakhiri program aksi untuk memastikan kalau hanya masalah tersebut yang tidak dapat “dibenahi/rule out” adalah alasan akan masalah atau keterlambatan perkembangan yang diamati.

Mengenali masalah kemunduran yang terjadi pada program intervensi anak yang sedang berlangsung yang mungkin disebabkan masalah psikologis-sensori-perencanaan gerak, yang belum cukup diidentifikasi sebelumnya.


Contoh-contoh "Rules Outs"

Rule Out langkah pertama: Psikologis dan keadaan fisik tubuh
Rule out: Kejang, luka otak, gangguan syaraf, gangguan genetik, gangguan metabolis, Allergi
Rule Out langkah kedua: Sensori, Motorik, Faktor kognitif
Rule out: masalah penglihatan, pendengaran, Auditori dan Visual Perceptual serta masalah pemrosesan, kontrol motorik atau masalah perencanaan gerak, masalah Sensory Integrasi, kecerdasan dan fungsi kognitif serta potensi
Rule Out langkah ketiga Sosial, Emosional, Kognitive, Sensori, Motorik, masalah keluarga
Rule out: Pencabutan budaya, kekerasan fisik atau kelalaian, gagal berkembang, masalah kontrol impulse/rangsangan, gangguan belajar
Rule Out Langkah keempat – Membenahi apa yang tersisa bukan mengabaikan.
Membenahi: sisa-sisa masalah yang belum disingkirkan sebagai penyebab dari perilaku yang telah diamati dan fungsi serta merencanakan satu treatment intervensi yang relevan berdasarkan pada faktor-faktor “pembenahan”.

Komponen Intervensi yang ideal
Apa yang dibutuhkan dalam mempersiapkan layanan intervensi yang cocok bagi anak dengan gangguan perkembangan adalah memasukkan mereka dalam program sekolah inklusi alami. Program inklusi tersebut haruslah bersifat eklektik dan melibatkan banyak komponen dari komponen dibawah ini, yang telah diseleksi untuk memenuhi kebutuhan individu anak.

Sosialisasi keseluruhan/Pendekatan relasi :
* Komunikasi One on One misal. Floor Time
* Terapi bermain/Play Therapy

Bahasa dan Komunikasi
  • Terapi wicara dan bahasa
  • Pendengaran dan program pemrosesan auditori
  • Perluasan bahasa
  • Terapi motorik mulut
Sensory:

  • Sensori Integrasi
  • Memperbaiki gangguan pemrosesan melalui remedial
  • Modulasi sensori dengan sensori diet untuk mendesentisasi anak terhadap peningkatan rangsangan sensori dari luar

Keterampilan Motorik:

  • Terapi Okupasi/Occupational Therapy
  • Terapi motorik mulut/Oral motor therapy
  • Intervensi perencanaan gerak/Motor planning intervention
  • Terapi fisik/Physical Therapy

Pendekatan perilaku/Behavioral Approach:
  • Applied Behavioral Analysis
  • Discrete Trial Learning
  • Behavioral modification and intervention

Kognitif:
  • Program Pendidikan
  • Modifikasi kelas
  • Keterampilan Organisasi
  • Keterampilan belajar
  • Tutorial

Medis:

  • Obat-obatan untuk kejang, atau gangguan syaraf pada anak
Nutrisi:
  • Kontrol Alergi makanan
  • Kontrol Diet
  • Meningkatkan pola makan
  • Vitamin supplements

Tidak ada komentar: